Menuju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024, dua lembaga survei besar, Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Proximity Indonesia, telah merilis hasil survei mereka terkait elektabilitas calon gubernur dan wakil gubernur. Ridwan Kamil (RK) bersama pasangannya Suswono terlihat unggul sementara, diikuti oleh pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan pasangan independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto.
Hasil Survei LSI: Ridwan Kamil-Suswono Unggul Sementara
Dalam hasil survei LSI yang dilakukan pada 6-12 September 2024, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono mencapai 51,8%. Pasangan ini mendominasi dengan angka yang cukup signifikan dibandingkan dua pasangan lainnya. Pasangan Pramono Anung-Rano Karno memperoleh dukungan sebesar 28,4%, sedangkan pasangan independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana hanya meraih 3,2%.
Menariknya, tingkat elektabilitas Dharma-Kun justru lebih rendah dibandingkan angka golput yang mencapai 3,9%. Selain itu, terdapat 12,8% responden yang belum menentukan pilihan. Angka tersebut menunjukkan bahwa meskipun Ridwan Kamil-Suswono unggul sementara, peluang perubahan masih ada, terutama karena masa kampanye belum usai.
Survei Proximity: Ridwan Kamil Tetap di Puncak
Hasil survei dari Proximity Indonesia yang dilakukan pada 30 Agustus hingga 6 September 2024 menguatkan posisi Ridwan Kamil sebagai calon gubernur unggulan. Dalam survei ini, elektabilitas RK mencapai 56%, dengan Pramono Anung di posisi kedua dengan 24,4%. Dharma Pongrekun berada di posisi ketiga dengan 3,3%, dan ada 16,3% responden yang belum memberikan jawaban.
Untuk calon wakil gubernur, Suswono, pasangan Ridwan Kamil, juga meraih elektabilitas tertinggi dengan 46,4%, sementara Rano Karno memperoleh 37,5%. Kun Wardana, pasangan Dharma, hanya mendapatkan 3,1% dukungan, dengan 13% responden belum menentukan pilihan.
Popularitas Calon: Ridwan Kamil Masih Unggul
Selain elektabilitas, survei Proximity juga menyoroti popularitas calon-calon yang berlaga di Pilgub Jakarta 2024. Ridwan Kamil unggul dalam hal popularitas dengan angka 85,9%, disusul Rano Karno dengan 85,4%. Sementara itu, Pramono Anung memiliki popularitas 61,5%, dan Suswono 61%. Di sisi lain, pasangan independen Dharma-Kun cukup jauh tertinggal dengan popularitas masing-masing sebesar 33,5% dan 19,9%.
Keseriusan Dharma-Kun Jadi Penentu Pilgub Jakarta 2024
Pengamat politik Yunarto Wijaya memberikan pandangannya terkait hasil survei ini. Menurutnya, Pilgub Jakarta 2024 masih terbuka untuk semua pasangan calon. Meskipun Ridwan Kamil unggul di survei, potensi kemenangan satu putaran belum pasti. Hal ini disebabkan oleh tingkat elektabilitas pasangan independen Dharma-Kun yang masih rendah.
Yunarto juga menyoroti bahwa pertanyaan publik terkait keseriusan pasangan Dharma-Kun dalam kompetisi ini menjadi faktor kunci. Berbagai isu terkait pencalonan mereka, termasuk dugaan calon boneka dan masalah verifikasi KTP, menjadi bahan perdebatan. Jika Dharma-Kun serius, maka hasil Pilgub bisa berubah. Namun, jika tidak, maka pertarungan hanya akan menjadi antara Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno.
Target Pilgub Jakarta Satu Putaran: Berat Tapi Mungkin
Pengamat politik lainnya, Ujang Komarudin, menilai bahwa meskipun Pilgub Jakarta satu putaran mungkin terjadi, pencapaian ini tidak akan mudah. Ia mengacu pada Pilgub sebelumnya yang juga diikuti oleh tiga pasangan calon dan berlangsung dua putaran. Namun, Ujang juga mengakui bahwa dengan figur-figur kuat dan dukungan koalisi besar, Pilgub satu putaran tetap menjadi target realistis.
Kesimpulan: Pertarungan Masih Cair, Elektabilitas Bisa Berubah
Secara keseluruhan, hasil survei dari LSI dan Proximity menunjukkan dominasi sementara pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Namun, dengan masa kampanye yang masih berjalan, potensi perubahan pilihan pemilih masih besar. Keseriusan pasangan independen Dharma-Kun juga menjadi salah satu faktor penting yang bisa menentukan apakah Pilgub Jakarta 2024 akan berlangsung dalam satu putaran atau lebih.
Dengan persaingan yang ketat, elektabilitas para calon masih bisa berubah seiring berjalannya waktu, terutama saat masa kampanye yang masih panjang.