Kabar mengenai Shell Indonesia yang disebut akan menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia menjadi perbincangan hangat. Isu ini pertama kali terdengar oleh Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas).

Ketua Komite Investasi Aspermigas, Moshe Rizal, mengungkapkan bahwa desas-desus tersebut telah didengar sejak beberapa minggu lalu. Menurutnya, tantangan berat dalam bisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu penyebab rumor ini berkembang. Ia menilai pasar penyaluran BBM di Indonesia masih didominasi oleh Pertamina.

“Ya, saya sudah mendengar kabar ini beberapa minggu lalu. Menurut saya, distribusi BBM, terutama melalui SPBU, memang bukan bisnis yang mudah di Indonesia. Pasar ini masih dikuasai oleh Pertamina,” ujar Moshe.

Persaingan Ketat di Pasar BBM Indonesia

Moshe menjelaskan bahwa perusahaan migas yang ingin sukses di pasar Indonesia harus menawarkan keunggulan lebih dibandingkan produk Pertamina, baik dari segi kualitas BBM maupun pelayanan. Namun, Pertamina terus meningkatkan kualitas produknya, sehingga membuat persaingan semakin sulit.

“Produk-produk Pertamina semakin baik, baik dari segi kualitas maupun pelayanannya. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan lain, termasuk Shell, karena masyarakat cenderung memilih produk lokal jika perbedaannya tidak terlalu signifikan,” tambahnya.

Selain itu, laporan dari Energy Transition Strategy 2024 Shell menyebutkan bahwa perusahaan berencana mengurangi jumlah SPBU di berbagai negara sebagai bagian dari transisi energi global. Hingga 2025, Shell akan menutup 1.000 SPBU secara bertahap, dengan rencana melepas sekitar 500 lokasi per tahun, termasuk melalui penjualan.

Shell Indonesia Klarifikasi Isu Penutupan SPBU

Menanggapi rumor tersebut, Shell Indonesia secara tegas membantah isu yang beredar. Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, menegaskan bahwa kabar rencana penutupan SPBU di Indonesia tidak benar.

“Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa rumor mengenai penutupan seluruh SPBU kami di Indonesia adalah tidak benar,” ungkap Susi di Jakarta pada Minggu (24/11).

Ia menambahkan bahwa perusahaan tetap fokus pada operasional SPBU untuk melayani pelanggan di seluruh Indonesia. Namun, Susi enggan memberikan komentar lebih lanjut terkait spekulasi yang berkembang di pasar.

“Saat ini kami terus berfokus pada operasional SPBU kami. Mengenai spekulasi yang ada di pasar, kami tidak dapat memberikan tanggapan lebih lanjut,” jelasnya.

Keberadaan Shell di Indonesia

Shell Indonesia hingga kini memiliki jaringan bisnis yang kuat, termasuk satu pabrik pelumas di Marunda, Jakarta, dan satu terminal penyimpanan bahan bakar di Gresik, Jawa Timur. Saat ini, perusahaan mengoperasikan 170 SPBU di berbagai wilayah di Indonesia untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Meskipun rumor penutupan SPBU Shell Indonesia ramai diperbincangkan, perusahaan telah memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar. Shell tetap berkomitmen melayani pelanggan dan menjalankan operasional dengan baik di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *