Pada 28 Oktober mendatang, PSSI akan menghadiri Forum Presiden Asosiasi Sepak Bola yang diadakan di Korea Selatan. Forum ini akan melibatkan para presiden federasi dan sekretaris jenderal dari seluruh dunia. Kehadiran ini bertujuan untuk membahas berbagai isu, termasuk perwasitan dalam laga internasional yang dianggap tidak netral.
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, mengonfirmasi bahwa salah satu isu yang akan dibawa PSSI adalah terkait penunjukan wasit oleh AFC (Asian Football Confederation). Hal ini menjadi perhatian PSSI setelah adanya insiden kontroversial dalam pertandingan antara Timnas Indonesia dan Bahrain pada 10 Oktober lalu, di mana PSSI menilai kepemimpinan wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, tidak netral.
Kontroversi Kepemimpinan Wasit Ahmed Al Kaf
Dalam pertandingan melawan Bahrain di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia awalnya unggul 2-1. Namun, Bahrain berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 saat masa injury time yang berlangsung lebih lama dari waktu tambahan yang ditentukan. Insiden ini membuat PSSI meradang dan merasa bahwa kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf terkesan memihak.
Yunus Nusi menyatakan bahwa PSSI telah mengajukan protes resmi kepada AFC mengenai insiden tersebut, tetapi belum mendapatkan respons yang memuaskan. Sementara itu, permintaan Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) agar pertandingan tandang kontra Indonesia dipindahkan ke lokasi netral, langsung direspons cepat oleh AFC. Situasi ini memunculkan kekhawatiran bahwa AFC kurang adil dalam menanggapi aspirasi federasi yang berbeda.
PSSI Harapkan Netralitas dalam Penunjukan Wasit
Yunus Nusi menekankan pentingnya netralitas dalam penunjukan wasit untuk pertandingan Timnas Indonesia di ajang internasional. Menurutnya, wasit yang bertugas harus bersikap adil demi menjaga sportifitas dan tidak memihak. “Kami berharap siapapun wasitnya, berlaku netral,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa sepak bola merupakan kegemaran besar masyarakat Indonesia, yang mana 80 persen penduduk Indonesia adalah penggemar sepak bola.
PSSI meminta AFC untuk lebih bijaksana dalam memilih wasit, terutama ketika pertandingan melibatkan negara-negara yang berasal dari wilayah dan budaya yang sama. Penunjukan Ahmed Al Kaf sebagai wasit, yang berasal dari Oman dan berbicara bahasa yang sama dengan Bahrain, dinilai tidak menguntungkan bagi Indonesia.
Upaya Menghindari Ketidaknyamanan Antar Negara
Yunus Nusi menambahkan bahwa kepemimpinan wasit yang tidak netral dapat berpotensi merusak hubungan antara negara-negara yang terlibat dalam pertandingan. “Masyarakat Indonesia sangat mendukung sepak bola. Jangan sampai ketidaknetralan wasit menciptakan ketidaknyamanan antara negara kami dengan negara asal wasit,” kata Yunus Nusi.
Melalui forum di Korea Selatan, PSSI berharap dapat mendorong AFC untuk lebih transparan dan adil dalam setiap keputusan, demi menjaga integritas pertandingan dan menghormati aspirasi para penggemar sepak bola Indonesia.