Peristiwa kebakaran besar melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat, tepatnya pada lantai 7, 8, dan 9 gedung tersebut. Insiden ini terjadi pada Rabu malam, 15 Januari 2025, dan baru berhasil dipadamkan sekitar 12 jam kemudian, yakni pada Kamis siang, 16 Januari 2025. Dugaan sementara menyebutkan bahwa api bermula dari lantai 7 dan 8, dengan material peredam suara di tempat karaoke yang menjadi pemicu cepatnya api menyebar.
Petugas pemadam kebakaran terus melakukan penyisiran lokasi untuk mengevakuasi korban yang diduga masih terjebak. Namun, proses pencarian terkendala oleh puing-puing dari bangunan, terutama di lantai 9 yang sudah roboh sepenuhnya.
Penemuan Korban Jiwa
Lima dari enam korban yang ditemukan dalam kebakaran ini berada di ruang karaoke lantai 8. Kasi Operasional Sudin Gulkarmat Jakarta Barat, Syarifuddin, menjelaskan bahwa para korban sulit menyelamatkan diri karena terhalang sekat-sekat ruangan dan akses tangga darurat yang tidak sempat digunakan.
“Semua korban di lantai delapan ditemukan dalam ruang karaoke, dan kondisi mereka sulit dikenali akibat luka bakar parah,” ujar Syarifuddin kepada wartawan, Jumat (17/1/2025).
Sementara itu, proses pencarian korban masih terus dilakukan hingga Jumat, 17 Januari 2025. Berdasarkan data yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, tercatat ada 14 orang dilaporkan hilang.
Kondisi Jenazah dan Proses Identifikasi
Jenazah korban ditemukan dalam kondisi sangat mengenaskan. Beberapa di antaranya hanya tersisa potongan tulang belulang akibat panas yang ekstrem. Untuk mengidentifikasi para korban, Rumah Sakit Polri Kramat Jati bekerja sama dengan tim Inafis, Puslabfor, dan Biddokpol Pusdokkes Polri.
Brigjen Prima Heru Yulihartono, Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, menyatakan bahwa proses identifikasi memerlukan waktu hingga satu minggu karena kondisi jenazah yang tidak utuh. “Kami melakukan pemeriksaan DNA dengan mengambil sampel dari keluarga korban sebagai pembanding, juga melibatkan data sidik jari dan data gigi,” jelasnya.
Tantangan dalam Proses Evakuasi
Syarifuddin menjelaskan bahwa material yang mudah terbakar seperti peredam suara dan struktur ringan seperti baja serta spandek menjadi penyebab utama cepatnya api melahap gedung. “Selain itu, tumpukan puing dan sekat-sekat ruangan menambah kesulitan dalam proses evakuasi,” tambahnya.
Hingga saat ini, tim masih terus berupaya mengevakuasi korban dan mengidentifikasi jasad yang ditemukan agar dapat diserahkan kepada keluarga.