Sebuah tragedi terjadi di objek wisata Sungai Malus, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, saat sebuah jembatan gantung ambruk. Insiden ini berlangsung pada Rabu, 1 Januari 2025, sekitar pukul 13.00 WIB. Puluhan wisatawan yang tengah menikmati liburan terjatuh dari jembatan, dengan delapan orang di antaranya mengalami luka berat.

Kejadian ini disebabkan oleh kelebihan beban, sebagaimana diungkapkan oleh Kapolsek Lubuklinggau Utara, AKP Denhar. Berdasarkan kesaksian salah satu korban bernama Rahmat, terdapat sekitar 50 orang berada di atas jembatan pada saat kejadian. Kapasitas yang melebihi batas menyebabkan tali seling di pangkal jembatan putus dan jembatan ambruk.

Korban Luka-Luka Akibat Insiden

Sebanyak delapan korban luka berat telah dirawat di dua rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Petanang dan Rumah Sakit AR Bunda. Berikut adalah data korban yang mengalami luka serius:

  1. Afriyanti (42): Mengalami luka robek di kepala bagian belakang sebelah kanan.
  2. Surati (47): Mengalami luka robek dan memar di kepala serta mati rasa dari pinggang hingga kaki.
  3. Desi Novita (35): Luka robek di kepala dan patah gigi depan.
  4. Sarma (60): Tidak terluka namun kehilangan kesadaran.
  5. Zaina (10 bulan): Memar di bagian dada.
  6. Rian (24): Luka robek di paha sebelah kanan.
  7. Ayu Putri (28): Memar di kaki sebelah kiri.
  8. Rahmat (30): Memar di kaki sebelah kanan.

Selain itu, sejumlah korban lain mengalami luka ringan akibat terjatuh ke sungai dan bebatuan di bawah jembatan.

Kesaksian Korban dan Kejadian di Lokasi

Edi, salah satu korban selamat, menyatakan bahwa sebelum jembatan runtuh, terdapat banyak pengunjung yang memadati kawasan tersebut. Beberapa pengunjung bahkan terlihat berenang di sungai di bawah jembatan. Saat Edi berjalan pelan bersama keluarganya di atas jembatan, tiba-tiba terasa goyangan kuat, diikuti dengan suara retakan dari tali seling di pangkal jembatan.

“Ketika sampai di tengah, jembatan mulai bergoyang dengan kuat. Tidak lama setelah itu, saya mendengar suara seperti tali putus, lalu jembatan langsung ambruk ke sisi kanan,” ungkap Edi.

Edi dan keluarganya terjatuh ke sungai yang dangkal, sehingga hanya mengalami luka ringan. Namun, beberapa korban lainnya terjatuh ke bebatuan besar, menyebabkan luka yang lebih serius.

Tindakan Pengelola dan Upaya Hukum

Kapolres Lubuklinggau AKBP Bobby Kusumawardhana menyebutkan bahwa pihak pengelola jembatan gantung dan pemilik lahan wisata Sungai Malus dapat dikenakan sanksi hukum atas kejadian ini. Saat ini, empat orang telah diperiksa, termasuk pengelola, pemilik lahan, serta dua saksi lainnya yang merupakan petugas keamanan dan parkir di lokasi tersebut.

Meskipun pengelola dan pemilik lahan bersikap kooperatif dan menyatakan akan bertanggung jawab, kepolisian tetap melakukan penyelidikan mendalam untuk menentukan pasal hukum yang dapat diterapkan. Hingga kini, belum ada tuntutan resmi dari pihak korban, namun kepolisian berkomitmen untuk memfasilitasi penyelesaian masalah ini, termasuk membantu korban mendapatkan perawatan kesehatan yang dibutuhkan.

Masalah Izin dan Asuransi

Jembatan gantung di Sungai Malus diketahui telah memiliki izin dari Dinas Pariwisata Lubuklinggau. Namun, lokasi wisata ini tidak menyediakan asuransi bagi pengunjung. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait perlindungan keselamatan wisatawan di kawasan tersebut.

“Pengelola hanya mengenakan tarif parkir sebesar Rp5.000 hingga Rp10.000 tanpa menyediakan asuransi jiwa. Lokasi ini memang tidak dikelola sebagai tempat wisata dengan standar fasilitas yang lengkap,” ujar Kapolres Bobby.

Pelajaran dari Insiden Ini

Tragedi di jembatan gantung Sungai Malus mengingatkan pentingnya pengawasan dan pemeliharaan fasilitas wisata demi menjamin keselamatan pengunjung. Kelebihan beban, minimnya asuransi, dan kurangnya standar keselamatan menjadi faktor utama penyebab insiden ini.

Sebagai langkah ke depan, diperlukan regulasi yang lebih ketat untuk memastikan bahwa tempat wisata memiliki sistem keamanan dan perlindungan yang memadai. Kejadian ini juga menjadi pelajaran penting bagi pengelola wisata lainnya untuk memprioritaskan keselamatan pengunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *