Penyanyi era 80-an, Puput Novel, telah dimakamkan di TPU Sanjaya, Jakarta Selatan, dengan suasana penuh haru. Sebelum meninggal, ia sempat dirawat intensif di ruang ICU Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan, dalam kondisi tidak sadarkan diri selama dua hari terakhir.
“Kondisinya sudah tidak sadarkan diri dua hari sebelum meninggal. Awalnya masih ada harapan, tapi takdir Tuhan berkata lain,” ujar adik Puput, Baginda, saat ditemui di pemakaman, Senin (9/9/2024).
Mengidap Kanker Payudara Selama Tiga Tahun
Puput Novel telah berjuang melawan kanker payudara sejak 2021. Selama tiga tahun, ia menjalani berbagai pengobatan medis untuk melawan penyakit ini. Namun, kondisi kesehatannya semakin memburuk hingga akhirnya mengalami komplikasi pada jantung dan paru-paru.
“Beliau divonis kanker payudara sejak tiga tahun lalu, sudah menjalani perawatan, tetapi kondisinya terus menurun,” kata Baginda.
Kondisi Terakhir Sebelum Meninggal
Pada masa-masa terakhirnya, penyakit kanker yang diderita Puput Novel berkembang menjadi komplikasi yang menyerang jantung dan paru-parunya. “Sudah komplikasi, kondisi terakhirnya sangat parah, penyakitnya sudah menyebar ke organ lain,” lanjut Baginda.
Puput Novel sempat memberikan pesan terakhir kepada keluarganya agar tetap bersatu dan melanjutkan semua kebaikan yang pernah ia lakukan.
Pesan Terakhir Puput Novel untuk Keluarga
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Puput berpesan kepada keluarganya agar selalu kompak dan saling mendukung satu sama lain. “Pesan Mba Puput, kita harus tetap kompak dan terus melanjutkan apa yang sudah dikerjakannya,” tambah Baginda.
Adik Puput yang lain, Mentari, menambahkan bahwa kakaknya adalah sosok yang selalu merangkul semua anggota keluarga. Puput Novel dikenal sebagai perekat keluarga yang selalu menyebarkan kebaikan, baik kepada keluarga, teman, maupun binatang.
“Kakak itu selalu merangkul semua orang, dan harapannya agar kita tetap bersilaturahmi, saling mendukung, dan meneruskan kebaikan yang sudah dia lakukan,” ujar Mentari.
Perjuangan Keluarga untuk Penyembuhan
Keluarga Puput telah berupaya semaksimal mungkin untuk membantu penyembuhannya. Selama tiga tahun, berbagai metode pengobatan medis dijalani oleh Puput Novel, namun kondisinya terus menurun. Baginda menyatakan bahwa mereka telah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.
“Kami sudah berusaha sebaik mungkin. Berobat, melakukan perawatan medis, tetapi pada akhirnya nasib berkata lain. Kami sudah sedikit bersiap-siap karena kondisinya sudah menurun drastis,” jelas Baginda.
Akhir Hidup yang Penuh Kebaikan
Sepanjang hidupnya, Puput Novel dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap keluarga dan lingkungan sekitarnya. Ia selalu ingin agar kebaikan-kebaikannya dapat diteruskan oleh keluarganya. Mentari, adiknya, menegaskan bahwa Puput banyak berbuat baik kepada keluarga, teman, dan bahkan binatang.
“Wasiatnya tidak ada yang tertulis, tetapi pesan tersiratnya jelas, kita harus melanjutkan kebaikan-kebaikan yang sudah dia lakukan,” tambah Mentari.
Kisah hidup dan perjuangan Puput Novel melawan kanker payudara selama tiga tahun telah berakhir, namun pesan-pesan kebaikan yang ia tinggalkan akan terus hidup dalam keluarga dan orang-orang terdekatnya. Puput Novel adalah contoh nyata sosok yang selalu mengedepankan nilai-nilai kebaikan dan kebersamaan dalam hidupnya.