Legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King, kembali berperan sebagai tim pencari bakat dalam Audisi Umum PB Djarum 2024. Dalam audisi yang diikuti ribuan atlet muda dari seluruh Indonesia, Liem Swie King menekankan pentingnya daya juang di lapangan sebagai salah satu kriteria utama penilaian.
Audisi umum ini diikuti oleh 1.741 atlet muda di bawah usia 11 dan 13 tahun. Dari jumlah tersebut, 1.060 peserta berhasil lolos tahap penyaringan kedua, dengan rincian 336 atlet putra U-11, 170 atlet putri U-11, 389 atlet putra U-13, dan 165 atlet putri U-13. Proses audisi ini berlangsung di Kudus dan akan berlanjut hingga 23 Oktober mendatang.
Daya Juang Jadi Penentu
Liem Swie King, yang pernah meraih tiga gelar juara All England (1978, 1979, dan 1981), sangat mengapresiasi semangat luar biasa yang ditunjukkan oleh para atlet muda. Menurutnya, daya juang di lapangan menjadi faktor penting yang menentukan kelolosan para peserta ke babak berikutnya.
“Saya sangat kagum melihat semangat mereka. Saya berharap para peserta terus berjuang tanpa kenal lelah selama bertanding agar hasil yang didapatkan maksimal,” ujar Liem Swie King.
Salah satu contoh nyata adalah Kenji Satria Pamungkas, atlet 13 tahun asal Sragen, Jawa Tengah, yang meski memiliki keterbatasan fisik, tetap bertekad untuk menggapai mimpinya menjadi atlet bulutangkis andalan Indonesia. “Meskipun kondisi fisik saya berbeda, saya tetap optimistis dan termotivasi oleh dukungan keluarga serta pelatih. Saya berharap bisa menjadi atlet PB Djarum,” kata Kenji.
Proses Penilaian Bakat dan Karantina
Selain bakat alami, Liem Swie King menjelaskan bahwa meski anak-anak berusia muda belum bisa sepenuhnya dinilai, bakat yang mereka miliki sudah bisa terlihat dari performa mereka di lapangan. “Naluri kita bisa mendeteksi bakat. Teknik, gerak kaki, pegangan raket, dan mental bisa diasah dengan latihan terus-menerus, tapi bakat tidak bisa disembunyikan,” ungkapnya.
Selain Liem Swie King, tim pencari bakat ini juga diperkuat oleh deretan legenda bulutangkis Indonesia lainnya seperti Alan Budikusuma, Susy Susanti, Haryanto Arbi, hingga Liliyana Natsir. Mereka turut terlibat dalam menyeleksi bakat para atlet muda yang mengikuti audisi ini.
Setelah melalui tahap penyaringan, peserta yang lolos akan melanjutkan ke tahap turnamen dan karantina. Semifinalis di kelompok usia U-11 dan U-13 putra serta finalis putri akan memasuki tahap karantina yang akan menentukan apakah mereka layak mendapatkan beasiswa dan menjadi bagian dari PB Djarum.
Animo Tinggi Peserta Audisi
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation sekaligus Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin, menyampaikan bahwa antusiasme peserta tahun ini sangat tinggi. Total ada 1.966 peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti audisi ini, dengan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya diikuti 1.529 peserta.
Yoppy menekankan bahwa tingginya jumlah peserta menunjukkan bahwa regenerasi atlet bulutangkis Indonesia tetap terjaga. “Kami sangat berterima kasih kepada para peserta yang telah datang dari berbagai penjuru Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem bulutangkis di Indonesia tetap sehat dan terjaga dengan baik,” jelasnya.
Animo tinggi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi PB Djarum, tapi juga menandakan bahwa Indonesia masih memiliki potensi besar dalam melahirkan atlet-atlet bulutangkis berprestasi di masa depan. Audisi ini menjadi langkah awal yang penting dalam regenerasi atlet bulutangkis tanah air.