Film Joker: Folie à Deux yang digadang-gadang akan melampaui kesuksesan film pertamanya justru mendapatkan sambutan yang kurang memuaskan. Warner Bros yang menaruh harapan besar pada film ini telah menginvestasikan dana produksi hingga $200 juta atau sekitar Rp3 triliun—hampir tiga kali lipat dari biaya produksi film Joker pertama. Sayangnya, performa box office di pekan pertama tidak berhasil memenuhi ekspektasi.
Dalam sebuah wawancara, Jeff Goldstein, President of Domestic Distribution Warner Bros, menjelaskan bahwa salah satu alasan di balik kegagalan tersebut adalah kurangnya sambutan penonton terhadap karakter Harley Quinn yang diperankan oleh Lady Gaga. Menurut Goldstein, film ini gagal menarik perhatian audiens utama, yaitu para penonton pria yang sebelumnya menjadi kunci sukses Joker pertama. “Film ini tidak berhasil memenuhi harapan kami,” ujarnya dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Kritik Tajam Terhadap Cerita dan Pengarahan Todd Phillips
Kritikus film juga memberikan penilaian negatif terhadap Joker: Folie à Deux. Di situs agregator Rotten Tomatoes, film ini hanya mendapatkan skor 33 persen dari 266 ulasan. Skor tersebut jauh di bawah film pertamanya yang mencapai 68 persen dari 602 ulasan. Banyak kritikus berpendapat bahwa kegagalan film ini terletak pada ketidakmampuan sutradara Todd Phillips dan penulis naskah Scott Silver untuk menyajikan cerita yang koheren dan menarik.
Peter Howell dari Toronto Star menilai bahwa Phillips dan Silver tampak bingung dengan jenis film yang ingin mereka buat. Sedangkan Moira MacDonald dari Seattle Times menyebut film ini sebagai eksperimen yang berani namun gagal total. “Ini adalah eksperimen yang sebagian besar tidak berhasil,” ujar MacDonald.
Elemen Musikal yang Kurang Berkesan
Salah satu elemen baru yang dihadirkan dalam Joker: Folie à Deux adalah unsur musikal. Namun, elemen ini justru mendapat sorotan negatif dari sebagian kritikus. Hannah Strong dari Little White Lies mengkritik Todd Phillips karena dianggap setengah hati dalam menggarap unsur musikal tersebut. Spencer Kornhaber dari The Atlantic juga menilai bahwa musikal dalam film ini tidak memiliki energi yang cukup dan terasa datar. “Musikal dalam film ini terasa kurang hidup dan kurang gerakan yang membuatnya istimewa,” ungkap Kornhaber.
Meski demikian, masih ada beberapa kritikus yang memberikan penilaian positif terhadap aspek musikal. David Rooney dari The Hollywood Reporter menyebut bahwa elemen musikal dalam film ini memiliki peran penting dan memberikan nuansa yang memuaskan. “Penampilan musik mereka, baik duet maupun solo, membawa vitalitas yang diperlukan untuk film ini,” tulis Rooney.
Penampilan Lady Gaga dan Joaquin Phoenix Tidak Maksimal
Meskipun Lady Gaga dan Joaquin Phoenix dianggap tampil cemerlang, keduanya dinilai tidak mendapat porsi cerita yang cukup untuk bersinar di layar. Kritikus Spencer Kornhaber menyebut bahwa film ini terjebak dalam musikal yang tidak memberikan ruang bagi karakter-karakter utamanya untuk berkembang. “Inilah sekuel yang tidak kita butuhkan, yang menjebak Phoenix dan Gaga dalam dunia musik tanpa kegembiraan,” tambah Travers dari ABC News.
Namun, ada juga kritikus yang menyatakan bahwa film ini tetap bisa memberikan kepuasan bagi penggemar komik Batman. Brian Truitt dari USA Today menganggap bahwa film ini cukup memuaskan bagi mereka yang mengikuti cerita Joker dan Harley Quinn di dunia komik. “Siapa pun yang akrab dengan komik Batman akan menikmati perkembangan hubungan Joker dan Harley dalam film ini,” kata Truitt.