Israel telah dengan tegas menyatakan niatnya untuk menargetkan Yahya Sinwar, pemimpin baru Hamas yang dianggap bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober. Israel menuduh Sinwar sebagai dalang di balik serangan tersebut, yang menjadi alasan bagi negara itu untuk mendeklarasikan perang terhadap Gaza. Kepala Angkatan Darat Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, bersumpah akan menyingkirkan Sinwar. “Temukan dia dan serang dia,” ujarnya dalam pernyataan resmi. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mempertegas bahwa Israel akan mempertahankan diri dengan segala cara, baik secara defensif maupun ofensif.
Sinwar, yang telah memimpin Hamas di Gaza sejak 2017, dianggap sebagai sosok yang lebih keras dalam menyikapi konflik dibandingkan pemimpin Hamas sebelumnya, Haniyeh, yang kini berada di Qatar. Para analis percaya bahwa Sinwar lebih menentang gencatan senjata dan lebih dekat dengan Iran dalam hal strategi militansi Hamas. Beberapa pakar bahkan menyatakan bahwa di bawah kepemimpinan Sinwar, kemungkinan terwujudnya perdamaian semakin kecil.
Tawaran Jalan Aman untuk Yahya Sinwar
Di tengah ketegangan yang memuncak, Israel melalui utusan sandera, Gal Hirsch, menawarkan solusi baru: jalur aman atau safe exit bagi Sinwar dan keluarganya. Tawaran ini diajukan sebagai imbalan bagi pembebasan sandera dan penyerahan kendali Hamas atas Jalur Gaza. Hirsch menjelaskan bahwa Israel siap memberikan jalur keluar yang aman, serta menginginkan proses demiliterisasi dan deradikalisasi Gaza. Namun, respons dari pihak Hamas atas tawaran ini masih belum jelas, dan sejarah panjang konflik membuat banyak pihak meragukan bahwa Hamas akan menerima tawaran tersebut.
Mediasi dan Upaya Gencatan Senjata
Beberapa mediator, seperti Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, terus berupaya untuk menegosiasikan gencatan senjata baru. Namun, proses mediasi ini menghadapi banyak tantangan. Menurut Hirsch, Hamas lebih memilih untuk menetapkan syarat-syarat daripada bernegosiasi secara terbuka. Dengan prospek gencatan senjata yang semakin suram, Israel mencoba mencari solusi baru melalui tawaran safe exit bagi Sinwar, tetapi belum ada kepastian apakah tawaran ini akan berhasil mengurangi ketegangan di kawasan tersebut.
Dampak pada Warga Sipil di Israel dan Gaza
Warga sipil di Israel dan Gaza turut merasakan dampak dari konflik ini. Di Tel Aviv, beberapa warga merespons dengan kekhawatiran atas arah kebijakan Hamas di bawah Sinwar, yang dinilai tidak membuka ruang untuk solusi damai. Di sisi lain, sebagian penduduk Gaza, seperti Mohammad al-Sharif, masih mendukung Sinwar, meskipun mereka mempertanyakan masa depan negosiasi dan perdamaian di wilayah tersebut.