Bacaan Niat Puasa Ramadan untuk Mengganti Utang Puasa Ramadan atau Qadha Puasa Ramadan Caranya
Bacaan Niat Puasa Ramadan untuk Mengganti Utang Puasa Ramadan atau Qadha Puasa Ramadan Caranya – Baca niat puasa Ramadan untuk mengganti utang atau qadha, serta cara mengqadha puasa.
Jika seorang Muslim tidak dapat melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, mereka harus menggantinya dengan puasa yang lebih baik di hari lain.
Dalam Islam, “Qadha” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembayaran utang puasa.
Orang yang tidak dapat berpuasa karena alasan tertentu berhak atas qadha.
Misalnya, orang yang sakit, orang yang sedang dalam perjalanan jauh, dan perempuan yang sedang haid atau nifas.
Ayat 184 surah Al-Baqarah mengatakan:
Untuk orang yang sakit atau dalam perjalanan, satu hari tambahan diperbolehkan.
Wa mang kāna marīḍan au ‘alā safarin fa’iddatum min ayyāmin ukhar.
Karena itu, siapa pun yang hadir di bulan itu harus berpuasa, dan siapa pun yang sakit atau dalam perjalanan harus berpuasa pada hari-hari berikutnya.
Baca Niat Puasa Qadha
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, saya berencana untuk mengqadha puasa Ramadhan esok hari demi kepentingan Allah SWT.
Doa Sebelum Buka Puasa
Tuhan, aku sujud kepadamu, aku percaya padamu, dan aku bergantung pada rahmatmu, Tuhan yang maha agung.
Yaa arhamar roohimiin, lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika.
Ini berarti, “Ya Allah, aku berpuasa karenaMu, aku beriman kepadaMu, aku berserah kepadaMu, dan aku berbuka puasa dengan rezekiMu, dengan rahmat Mu, Tuhan Yang Maha Pengasih.”
Bagaimana mengqadha puasa?
Dalam tayangan Tanya Ustaz di kanal YouTube Tribunnews, Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said, Shidiq, M.Ag. menjelaskan bahwa hari-hari di mana seseorang tidak dapat melakukan puasa atau tidak dapat melakukannya.
Sangat disarankan untuk mengqadhakan puasa sesegera mungkin dan berurutan, tidak dicicil.
Namun, jika tidak dapat mengqadha puasa sesegera mungkin dan secara berurutan karena beberapa alasan, itu diperbolehkan dalam Islam.
Sebelum Ramadhan berikutnya datang, penting untuk melunasi hutang puasa.
Selain itu, diperbolehkan untuk qadha puasa menjelang bulan Ramadan atau hingga akhir bulan Syaban.
Menurut bali.kemenang.go.id, ada dua pendapat ulama tentang waktu akhir qadha puasa Ramadhan.
Kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah menjelaskan kedua pendapat ini.
Pertama, ulama Syafiiyah dan Hanabilah berpendapat bahwa qadha puasa Ramadhan berakhir hingga puasa Ramadhan berikutnya.
Kedua, ulama Hanafiyah berpendapat bahwa tidak ada batas akhir untuk qadha puasa Ramadhan.
Qadha puasa Ramadhan boleh dilakukan kapan saja, baik setelah tahun puasa atau tahun-tahun berikutnya.