Pertandingan Derby d’Italia antara Juventus dan Inter Milan yang berlangsung di Giuseppe Meazza menjadi salah satu laga paling mendebarkan dalam sejarah Serie A. Dengan hasil akhir imbang 4-4, laga ini mencatatkan rekor baru sebagai salah satu pertemuan dengan skor terbanyak antara kedua tim. Bagi Thiago Motta, pelatih Juventus yang baru, duel ini bukan hanya sebuah laga besar tetapi juga pertarungan yang penuh emosi dan strategi saat menghadapi mantan klubnya, Inter Milan.
Thiago Motta Akui Inter Milan Lebih Unggul
Thiago Motta tak ragu untuk mengakui bahwa saat ini Inter Milan lebih diunggulkan di Serie A. Menurut Motta, Inter memiliki keunggulan dari segi kestabilan tim di bawah arahan Simone Inzaghi yang telah memimpin sejak 2021, sementara Juventus baru memulai proses pembangunan kembali dengan dirinya di awal musim ini. Motta berharap Juventus bisa tampil tanpa beban meski harus memperhatikan dua aspek penting: kecepatan serangan balik Inter dan transisi bertahan mereka yang solid dan cepat.
“Ini kenyataan bahwa Inter dan Napoli adalah kandidat kuat untuk juara Serie A. Besok, kami harus menghadapi Inter dengan keberanian dan determinasi,” ungkap Motta dalam wawancara dengan Football Italia.
Pertandingan Sarat Emosi dan Ketegangan
Dalam laga ini, Juventus sempat tertinggal lebih dulu, namun mereka menunjukkan kekuatan tim dengan berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 melalui gol dari Weston McKennie dan Francisco Conceição. Sayangnya, Inter mampu mengejar dan menyamakan skor hingga akhir babak pertama dengan keunggulan 3-2. Motta mengakui bahwa laga ini menjadi ujian berat bagi Juventus, terutama di lini pertahanan yang biasanya kokoh namun kebobolan empat gol di laga ini—suatu yang jarang terjadi dalam musim ini.
Performa Menonjol dari Pemain Kunci Juventus
Thiago Motta memberikan apresiasi kepada beberapa pemainnya yang tampil impresif di laga ini. Dia menyoroti kinerja Andrea Cambiaso dan Francisco Conceição yang terus meneror sisi sayap Inter dengan kemampuan bertahan dan kecepatan mereka. Cambiaso dikenal mampu memberikan kontribusi pertahanan yang kuat, sementara Conceição dengan kecepatannya menjadi ancaman konstan bagi pertahanan lawan.
Perubahan lain yang dilakukan Motta adalah memasukkan Timothy Weah sebagai starter di sisi sayap kiri untuk menggantikan Kenan Yildiz. Weah pun mencetak gol yang sempat membuat Juventus unggul, menunjukkan dampak signifikan dalam transisi serangan. Yildiz yang masuk di babak kedua juga berperan penting dengan mencetak dua gol dan menyelamatkan Juventus dari kekalahan, menjadikannya pahlawan bagi The Old Lady di pertandingan ini.
Strategi Lini Pertahanan Juventus
Di lini belakang, Motta mengambil langkah berbeda dengan menurunkan Danilo untuk berduet bersama Pierre Kalulu di jantung pertahanan, menggantikan Federico Gatti yang biasanya menjadi pilihan utama. Menurut Motta, Danilo memiliki kemampuan distribusi bola yang lebih baik dari lini belakang, yang dianggap penting untuk melawan intensitas serangan Inter Milan. Pilihan ini didasarkan pada kebutuhan spesifik untuk menghadapi permainan cepat dan serangan balik Inter.
Motta menegaskan bahwa ke depan, pemilihan pemain akan terus disesuaikan dengan kebutuhan pertandingan dan kondisi pemain, apalagi dengan jadwal padat yang mengharuskan rotasi demi menjaga kebugaran tim. Menurutnya, setiap pemain akan memiliki peluang untuk membuktikan diri dalam upaya mencapai target yang diinginkan oleh tim.
Juventus dan Ambisi di Serie A
Dengan hasil imbang ini, Juventus tetap berada di posisi tiga klasemen, terpaut satu poin dari Inter di posisi kedua, sementara Napoli berada di puncak klasemen. Bagi Juventus, pertandingan ini menjadi bukti bahwa mereka masih memiliki pekerjaan besar untuk bersaing di papan atas Serie A. Dalam perjalanan musim ini, Juventus terus berusaha mengoptimalkan setiap pertandingan dan berkompetisi di Liga Italia untuk mencapai gelar tertinggi.