Taiwan Peringatkan China: Blokade Akan Dianggap Sebagai Tindakan Perang

Menteri Pertahanan Taiwan, Wellington Koo, memberikan peringatan keras kepada China bahwa tindakan blokade terhadap Taiwan akan dianggap sebagai deklarasi perang. Dalam pernyataannya, Koo menjelaskan bahwa latihan militer “Joint Sword-2024B” yang baru-baru ini diadakan oleh China memang tidak mencakup zona larangan terbang atau berlayar bagi Taiwan, sehingga untuk saat ini hanya dianggap sebagai simulasi. Namun, jika China sampai memberlakukan larangan terbang atau berlayar bagi kapal dan pesawat yang menuju Taiwan, itu akan menjadi sebuah tindakan agresif yang dikategorikan sebagai blokade nyata.

Potensi Dampak Ekonomi dan Perdagangan Internasional

Menurut Koo, blokade dari China terhadap Taiwan bukan hanya akan berdampak bagi kedua negara tetapi juga pada ekonomi global. Sekitar 20% dari total perdagangan internasional melewati Selat Taiwan, sehingga dampak blokade terhadap rantai pasok dunia akan sangat besar. “Komunitas internasional tidak bisa hanya duduk diam dan melihat,” ujar Koo, menggarisbawahi betapa pentingnya perhatian dunia terhadap potensi ketegangan ini.

Aktivitas Militer China di Sekitar Taiwan yang Terus Meningkat

Latihan militer besar-besaran yang dilakukan oleh China pekan lalu mencakup simulasi blokade, serangan terhadap pelabuhan, dan target maritim maupun darat. Sejak lima tahun terakhir, aktivitas militer China di sekitar Taiwan terus meningkat. Hampir setiap hari, armada dan pesawat militer China terlihat beroperasi di wilayah ini, termasuk melintasi garis median Selat Taiwan yang tidak diakui oleh Beijing. China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya, meskipun pulau itu memiliki pemerintahan sendiri yang demokratis.

Taiwan Terus Memantau Pergerakan Armada China di Sekitar Selat Taiwan

Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa kelompok kapal induk China, dipimpin oleh Liaoning—kapal induk tertua milik China, kembali terlihat melintasi Selat Taiwan pada Rabu (23/10). Armada tersebut berlayar menuju utara setelah melewati Kepulauan Pratas yang dikendalikan oleh Taiwan. Menurut laporan, kapal-kapal ini terpantau pada malam sebelumnya, dan Taiwan terus memonitor setiap pergerakan mereka dengan seksama.

Ancaman Kedaulatan Taiwan di Tengah Ketegangan Internasional

Koo menegaskan bahwa perbedaan antara latihan militer dan blokade yang nyata sangatlah besar. Sementara latihan dapat dianggap sebagai unjuk kekuatan, blokade yang sesungguhnya melibatkan pelarangan total bagi kapal dan pesawat untuk memasuki Taiwan, yang secara internasional diakui sebagai tindakan perang. Koo berharap agar situasi ini mendapat perhatian serius dari masyarakat internasional, mengingat bahwa Taiwan ingin mempertahankan kedaulatannya di tengah ancaman dari Beijing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *