Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada Jumat (29/11/2024) di Pyongyang. Dalam pertemuan tersebut, keduanya menyepakati peningkatan kerja sama militer yang bertujuan memperkuat kemampuan pertahanan kedua negara. Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa kerja sama ini juga mencakup promosi hubungan persahabatan dan saling menguntungkan.
Dukungan Korea Utara Terhadap Rusia di Tengah Konflik
Kim Jong Un mengkritik tajam langkah negara-negara Barat yang mengizinkan Ukraina menyerang Rusia, menyebutnya sebagai bentuk intervensi militer langsung. Menurut Kim, tindakan tersebut memberikan Rusia hak untuk membela diri dengan mengambil langkah tegas terhadap pihak-pihak yang menjadi ancaman.
Sebelumnya, Amerika Serikat dan Korea Selatan menuduh Korea Utara telah mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina. Para analis percaya bahwa Korea Utara berharap mendapatkan teknologi militer mutakhir dan pengalaman tempur sebagai imbalan dari dukungan yang mereka berikan kepada Rusia.
Perjanjian dan Manfaat Kerja Sama Strategis
Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada aspek militer, tetapi juga menyasar akses Rusia ke sumber daya alam, seperti minyak dan gas, yang dianggap penting bagi ekonomi perang kedua negara. Pada bulan Juni lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong Un telah menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang mencakup kewajiban untuk memberikan bantuan militer secara langsung apabila salah satu pihak diserang.
Belousov, dalam pernyataannya, memuji kebijakan luar negeri Korea Utara yang dianggap benar-benar independen. Ia juga menyebut hubungan antara kedua negara sebagai peluang untuk memperkuat kerja sama jangka panjang, termasuk mengamankan pasokan senjata dan peralatan militer serta menghindari dampak sanksi internasional.
Posisi Strategis dan Dampak Global
Analis senior di Institut Korea untuk Penyatuan Nasional, Hong Min, menyebutkan bahwa kerja sama ini memungkinkan Korea Utara untuk melampaui peran sekutu tradisional seperti China, sekaligus memperkuat posisinya dalam ekonomi perang Rusia. Hong juga menilai Belousov sebagai sosok yang tepat untuk mengelola pengaturan strategis tersebut, mengingat pengalamannya dalam merancang kebijakan jangka panjang di sektor pertahanan.
Hubungan yang Semakin Erat di Tengah Sanksi Internasional
Rusia dan Korea Utara telah mempererat hubungan militer mereka sejak invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2022. Keduanya berada di bawah sanksi PBB—Rusia karena konfliknya di Ukraina, dan Korea Utara atas program nuklirnya. Meski demikian, dukungan timbal balik ini menunjukkan tekad kedua negara untuk memperkuat posisi mereka di kancah global.