Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali mengungkapkan rencana yang kontroversial mengenai pemindahan warga Palestina dari Jalur Gaza. Meski mendapat banyak penolakan, terutama dari negara-negara di kawasan Timur Tengah, Trump tetap yakin bahwa Mesir dan Yordania akan menerima pengungsi Gaza. Rencana tersebut muncul setelah lebih dari 15 bulan konflik sengit antara Israel dan Hamas, yang menjadikan Gaza sebagai wilayah yang sangat terdampak.
Trump Bersikeras Mesir dan Yordania Akan Menampung Warga Gaza
Trump menegaskan bahwa Mesir dan Yordania akan menerima warga Gaza, meskipun kedua negara tersebut telah berulang kali menolak rencana pemindahan ini. “Mereka (Mesir dan Yordania) akan melakukannya. Kami telah membantu mereka, dan mereka akan melaksanakan ini,” ujar Trump saat memberikan penjelasan di Gedung Putih. Keyakinan Trump tetap kokoh meskipun penolakan dari Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, dan Raja Yordania, Abdullah II, yang dengan tegas menolak pemindahan warga Gaza.
Kritikan Internasional terhadap Rencana Trump
Penolakan terhadap rencana ini datang tidak hanya dari negara-negara Arab, tetapi juga dari sekutu-sekutu AS. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menegaskan bahwa warga Palestina tidak akan meninggalkan tanah mereka. Selain itu, negara-negara Eropa seperti Jerman dan Prancis juga menyuarakan ketidaksetujuan terhadap gagasan Trump, dengan menyebutnya sebagai rencana yang tidak dapat diterima secara internasional. Hal ini semakin memperburuk posisi AS di hadapan komunitas internasional.
Alasan Trump Mempertahankan Rencana Relokasi Warga Gaza
Trump menyatakan bahwa perang yang berkepanjangan telah mengubah Gaza menjadi “area penghancuran” dan menyebutkan bahwa pemindahan warga Palestina ke Mesir atau Yordania akan memberikan mereka tempat yang lebih aman untuk tinggal tanpa kekerasan dan gangguan. Namun, baik Mesir maupun Yordania menegaskan bahwa mereka tidak akan terlibat dalam rencana pemindahan paksa ini karena dianggap sebagai ketidakadilan bagi warga Palestina yang telah lama berada di wilayah tersebut.
Mesir dan Yordania Tegaskan Posisi Mereka
Mesir dan Yordania secara tegas menolak pemindahan warga Gaza. Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, menyatakan bahwa tindakan pengusiran rakyat Palestina dari tanah mereka adalah bentuk ketidakadilan yang tidak akan didukung oleh negaranya. Sementara itu, Raja Yordania, Abdullah II, menekankan bahwa rakyat Palestina harus tetap tinggal di tanah mereka sesuai dengan hak mereka yang sah.
Penolakan Terhadap Rencana Relokasi yang Kian Menguat
Kecaman terhadap rencana Trump semakin kuat seiring dengan waktu. Selain reaksi keras dari negara-negara Arab, banyak pihak internasional menganggap bahwa rencana tersebut akan semakin memperburuk situasi dan memicu ketegangan lebih lanjut. Gencatan senjata yang ditandatangani pada Januari 2025 tetap rapuh, dan upaya diplomasi internasional terus berlangsung untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.