Qualcomm, salah satu raksasa dalam industri chip, dilaporkan berencana untuk mengakuisisi Intel. Jika kesepakatan ini terwujud, merger ini akan menjadi salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah teknologi global.
Tantangan Keuangan Intel di Tengah Kompetisi Ketat
Intel, yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai perusahaan semikonduktor terbesar di dunia, kini sedang menghadapi tantangan serius. Nilai pasar Intel saat ini mencapai sekitar USD 90 miliar, namun saham perusahaan telah mengalami penurunan signifikan, sekitar 60% sepanjang tahun 2024. Ini merupakan dampak dari berbagai masalah keuangan yang menghantam perusahaan, termasuk penurunan kinerja yang drastis dan keputusan untuk memberhentikan ribuan karyawan serta menghentikan pembayaran dividen sebagai upaya penghematan.
Laporan keuangan kuartal terakhir Intel juga menunjukkan bahwa perusahaan semakin tertinggal dari pesaingnya, seperti Qualcomm, AMD, Broadcom, dan Texas Instruments. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kemerosotan ini adalah ketidakmampuan Intel untuk mengikuti tren kecerdasan buatan (AI). Saat ini, Nvidia mendominasi pasar chip AI dengan lebih dari 80% pangsa pasar, sementara Intel tertinggal jauh di belakang.
Qualcomm di Posisi Kuat untuk Akuisisi
Sementara itu, Qualcomm yang lebih dikenal sebagai pemasok utama chip untuk smartphone, termasuk iPhone, dilaporkan telah melakukan pendekatan untuk mengakuisisi Intel. Qualcomm sendiri memiliki pendapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan Intel, dengan pendapatan sebesar USD 35,8 miliar pada tahun fiskal 2023, sementara Intel melaporkan pendapatan sebesar USD 54,2 miliar pada periode yang sama. Namun, Qualcomm melihat peluang besar dalam menggabungkan kekuatan chip telepon selulernya dengan chip PC dan server milik Intel.
Meskipun Qualcomm tidak memproduksi chipnya sendiri, melainkan menggunakan layanan dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan Samsung, perusahaan ini tetap berada dalam posisi kuat untuk bersaing di pasar global. Rencana akuisisi Intel ini akan memperkuat posisi Qualcomm di pasar PC dan server, serta memungkinkannya untuk lebih bersaing dalam ledakan AI yang sedang berlangsung.
Implikasi Politik dan Ekonomi
Baik Qualcomm maupun Intel telah menjadi tokoh utama dalam persaingan geopolitik semikonduktor. Intel, di bawah kepemimpinan CEO Pat Gelsinger, sedang mengupayakan hibah potensial hingga USD 8,5 miliar dari pemerintah AS untuk mendukung pengembangan pabrik-pabrik chip di negara tersebut. Langkah ini adalah bagian dari upaya untuk memperkuat bisnis manufaktur chip berdasarkan kontrak untuk pihak luar, di tengah meningkatnya tekanan politik dan persaingan global dalam industri semikonduktor.
Sementara itu, Qualcomm telah mencoba bekerja sama dengan Intel untuk memproduksi chip di pabrik-pabrik Intel, meskipun upaya ini terhenti karena berbagai masalah teknis. Namun, dengan akuisisi ini, Qualcomm berpotensi memperbaiki kekurangan tersebut dan memperkuat posisi dominannya di industri chip global.
Merger Besar yang Berpotensi Mengubah Lanskap Teknologi
Jika akuisisi ini berhasil, merger Qualcomm dan Intel akan menciptakan konglomerat teknologi yang sangat besar dan memiliki pengaruh kuat di berbagai segmen industri semikonduktor, mulai dari smartphone hingga komputer dan server. Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait integrasi kedua perusahaan dan kemampuan mereka untuk bersaing dengan raksasa AI seperti Nvidia.