MotoGP 2024 telah memasuki tahap krusial, dengan persaingan gelar dunia yang semakin mengerucut hanya kepada dua pembalap, yakni Jorge Martin dari Pramac Ducati dan Francesco Bagnaia dari Lenovo Ducati. Setelah kemenangan Jorge Martin di main race MotoGP Mandalika dan kemenangan Bagnaia di sprint race, jarak poin antara keduanya semakin ketat. Martin kini memimpin klasemen dengan 366 poin, sementara Bagnaia menguntit di posisi kedua dengan 345 poin.
Dalam balapan utama di Mandalika, Enea Bastianini dan Marc Marquez tidak berhasil finis, yang membuat poin mereka tertahan di 291 dan 288. Dengan lima seri tersisa, pengamat MotoGP Carlo Pernat menilai bahwa persaingan juara dunia kini hanya antara dua pembalap, yakni Martin dan Bagnaia. “MotoGP Indonesia menentukan jalannya kejuaraan dunia. Sekarang, hanya Martin dan Bagnaia yang menjadi kandidat kuat,” ujar Pernat.
Performa Ban Menjadi Faktor Penentu
Persaingan antara Bagnaia dan Martin tidak hanya soal keterampilan mengendarai dan kecepatan motor, namun juga sangat dipengaruhi oleh performa ban yang dipasok oleh pabrikan ban Michelin. Sepanjang musim 2024, Bagnaia telah mengalami enam kali gagal finis (DNF), sementara Martin mengalami lima kali DNF. Banyak dari insiden ini, menurut mereka, terkait dengan masalah ban.
Bagnaia sempat mengalami kecelakaan misterius di sirkuit Misano, di mana motornya tiba-tiba kehilangan grip tanpa ada kesalahan yang terlihat. Hal serupa juga dialami Martin pada sesi sprint race di Mandalika, ketika roda depannya kehilangan cengkeraman secara tiba-tiba. Keduanya mengaku tak ada kesalahan dalam cara mereka mengemudi, namun data dari Michelin juga tidak menunjukkan adanya anomali signifikan.
Spek Ban Baru 2024 Meningkatkan Risiko
Untuk musim 2024, Michelin memperkenalkan spek baru untuk ban belakang yang lebih kuat dan stabil di tikungan, serta mendukung akselerasi motor. Peningkatan ini menghasilkan kecepatan rata-rata yang lebih tinggi di setiap sirkuit, termasuk di Mandalika yang mencatat rekor baru. Namun, peningkatan performa ban belakang ini tidak diimbangi dengan spek baru untuk ban depan, yang masih menggunakan teknologi lama. Hal ini, menurut Bagnaia, bisa menjadi penyebab utama mengapa banyak insiden kecelakaan terjadi pada roda depan.
Banyak pembalap yang mengalami selip pada roda depan, yang menurut mereka terkait dengan kombinasi kompon ban dan durasi pemanasan. Sementara itu, Enea Bastianini yang juga menggunakan motor Desmosedici GP24 seperti Bagnaia dan Martin justru tampil stabil di lap-lap akhir balapan tanpa mengalami masalah pada ban depan.
Penentuan Gelar: Siapa yang Paling Minim Kesalahan?
Kejuaraan dunia MotoGP 2024 semakin dekat menuju titik akhir, dan siapa yang keluar sebagai juara mungkin akan ditentukan oleh siapa yang paling sedikit melakukan kesalahan. Baik Bagnaia maupun Martin sama-sama menghadapi tantangan besar dalam mengelola kinerja ban mereka di sisa balapan musim ini. Dengan Michelin yang belum memberikan analisis lengkap terkait insiden-insiden yang terjadi, para pembalap harus mengandalkan insting dan pengalaman mereka untuk menjaga ban tetap optimal sepanjang balapan.
“Kejuaraan tahun ini mungkin akan ditentukan oleh siapa yang paling sedikit berbuat kesalahan,” ujar Bagnaia. Usai seri Mandalika, Martin memimpin dengan selisih 21 poin atas Bagnaia, namun perbedaan ini bisa berubah di GP Jepang yang akan datang, di mana performa ban kembali menjadi faktor kunci.