Luca Toni, mantan striker Timnas Italia, melontarkan kritik kepada Pep Guardiola dengan bercanda bahwa pelatih asal Spanyol tersebut telah ‘merusak’ sepak bola. Kritik tersebut merujuk pada penggunaan strategi false nine yang populer saat Guardiola melatih Barcelona. Toni dan Guardiola memiliki hubungan lama, di mana keduanya pernah bermain bersama di Brescia pada awal 2000-an. Saat itu, Guardiola berada di penghujung kariernya setelah meninggalkan Barcelona, sementara Toni adalah pemain muda yang sedang berjuang membangun kariernya di Serie A.

Makan Malam Bersama dan Komentar Luca Toni

Beberapa waktu lalu, saat jeda internasional, Guardiola kembali mengunjungi Brescia. Ia menghadiri makan malam bersama beberapa temannya, termasuk Toni dan legenda Timnas Italia, Roberto Baggio. Dalam pertemuan tersebut, Toni menyampaikan dengan nada bercanda bahwa strategi false nine Guardiola membuat kariernya sulit berkembang. Toni merasa bahwa tren yang dipopulerkan Guardiola menyebabkan pemain bertipe penyerang tengah klasik, seperti dirinya, menjadi kurang diminati.

“Pep, kamu merusak sepak bola. Gara-gara false nine, saya kesulitan menemukan klub selama empat tahun,” ujar Toni dalam perbincangan yang direkam di media sosial. Mendengar hal ini, Guardiola hanya tertawa.

Dampak False Nine pada Karier Toni

Pada masa kejayaan Barcelona di bawah Guardiola antara 2008 hingga 2012, Luca Toni memang mengalami penurunan performa. Ketika Guardiola sukses dengan pendekatan false nine yang diinterpretasikan dengan sempurna oleh Lionel Messi, Toni justru kehilangan tempatnya di Bayern Munich. Bahkan, kariernya tidak bisa pulih saat ia pindah ke AS Roma, Genoa, dan Juventus. Hanya ketika bergabung dengan Hellas Verona di akhir kariernya, Toni kembali menunjukkan kemampuannya sebagai penyerang produktif.

Tanya Jawab Tentang False Nine dan Penyerang Tengah

Dalam suasana penuh canda, Toni juga bertanya dengan serius kepada Guardiola, “Apakah kamu hanya menggunakan false nine dengan Messi? Kamu sebenarnya suka tidak sih dengan penyerang tengah klasik?” Menanggapi pertanyaan itu, Guardiola menjawab dengan menyinggung kesuksesannya bersama Erling Haaland di Manchester City. “Saya punya penyerang tengah, Haaland, 60 gol. Kami memenangi treble bersamanya, tapi penyerang tengah juga harus luar biasa bagus! Paham kan?”

Percakapan itu kemudian ditutup dengan candaan dari Toni, “Baiklah, sudahi pembahasan tentang false nine. Penyerang tengah lebih bagus.”

Percakapan santai antara Luca Toni dan Pep Guardiola ini menyoroti dampak dari perubahan strategi dalam sepak bola modern, terutama pengaruh false nine terhadap karier pemain bertipe penyerang tengah. Meskipun bersifat candaan, Toni mengungkapkan betapa sulitnya kariernya di masa ketika Guardiola mempopulerkan strategi tersebut. Meski begitu, Guardiola tetap menunjukkan apresiasi terhadap penyerang tengah klasik dengan merujuk pada kesuksesan bersama Erling Haaland.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *