Lee Hsien Yang, putra bungsu dari mendiang Lee Kuan Yew, pendiri Singapura modern, mengungkapkan bahwa dirinya telah mendapatkan suaka di Inggris. Keputusan ini diambilnya setelah mengaku merasa terancam oleh risiko persekusi di Singapura. Lee Hsien Yang yang telah mengasingkan diri ke Eropa sejak tahun 2022, akhirnya memperoleh perlindungan dari pemerintah Inggris pada Agustus 2024.
Latar Belakang Perseteruan: Warisan Rumah Keluarga Lee
Perseteruan yang mengakibatkan Lee Hsien Yang harus mencari suaka ini bermula dari konflik internal keluarga mengenai rumah warisan Lee Kuan Yew. Konflik ini melibatkan Lee Hsien Yang, saudara perempuannya Lee Wei Ling, dan kakaknya, Lee Hsien Loong, yang menjabat sebagai Perdana Menteri Singapura. Sejak tahun 2017, mereka berselisih paham terkait rumah keluarga mereka yang terletak di Singapura.
Lee Hsien Yang dan Lee Wei Ling menginginkan rumah tersebut dihancurkan sesuai dengan keinginan ayah mereka yang tertuang dalam surat wasiatnya. Sementara itu, Lee Hsien Loong bersikeras mempertahankan rumah tersebut, dengan alasan rumah itu memiliki nilai sejarah yang penting bagi Singapura. Menurutnya, pemerintah Singapura harus memutuskan apakah rumah tersebut akan dijadikan bangunan bersejarah.
Perselisihan Keluarga yang Terungkap ke Publik
Konflik keluarga ini semakin memanas setelah tuduhan bahwa Lee Hsien Loong menggunakan posisinya sebagai Perdana Menteri untuk kepentingan pribadi, dengan menghalangi penghancuran rumah sesuai keinginan ayah mereka. Lee Hsien Yang juga mendukung partai oposisi dalam pemilihan umum Singapura pada 2020, dan bahkan mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun yang sama.
Dalam sebuah postingan di Facebook yang dilansir oleh beberapa media internasional, Lee Hsien Yang mengungkapkan alasan dirinya mengajukan suaka ke Inggris. Dia menyatakan bahwa keluarganya telah menjadi target serangan pemerintah Singapura, termasuk penyelidikan hukum terhadap putranya dan tindakan disipliner terhadap istrinya, Lee Suet Fern. Dia juga menambahkan bahwa pengadilan Singapura meluncurkan penyelidikan yang dia sebut sebagai “palsu” dan berlangsung selama bertahun-tahun.
Tuduhan Pencucian Uang yang Dilontarkan Lee Hsien Yang
Selain konflik keluarga, Lee Hsien Yang juga mengkritik pemerintah Singapura atas dugaan memfasilitasi pencucian uang dan perdagangan ilegal. Dalam sebuah wawancara dengan media Inggris, Lee menuduh Singapura berperan sebagai pusat untuk aktivitas keuangan gelap, termasuk perdagangan senjata dan narkoba. Tuduhan ini dibantah keras oleh pemerintah Singapura, yang menegaskan bahwa negara tersebut memiliki sistem hukum yang ketat dalam menangani pencucian uang dan aliran keuangan ilegal.
Suaka Sebagai Pilihan Terakhir
Lee Hsien Yang menegaskan bahwa suaka di Inggris adalah pilihan terakhir yang dia ambil setelah merasa tidak aman di negaranya sendiri. Meski demikian, dia masih mempertahankan status sebagai warga negara Singapura dan berharap suatu hari dapat kembali ke tanah kelahirannya dengan selamat.
Pemerintah Singapura, melalui pernyataan resminya, menolak tuduhan bahwa mereka melarang Lee Hsien Yang dan keluarganya untuk kembali. Mereka menyatakan bahwa Lee dan istrinya bebas untuk kembali ke Singapura kapan saja tanpa hambatan hukum.