Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, membuat langkah kontroversial di penghujung masa jabatannya dengan memberikan grasi penuh kepada putranya, Hunter Biden. Grasi tersebut diberikan pada awal Desember 2024, setelah Hunter dinyatakan bersalah atas kasus pajak dan kepemilikan senjata api. Langkah ini menjadi sorotan publik karena Biden sebelumnya menegaskan tidak akan mencampuri proses hukum terhadap putranya.
Hunter diketahui mengaku bersalah atas penggelapan pajak pada bulan September lalu. Selain itu, ia juga dihukum karena memiliki senjata api saat berada di bawah pengaruh narkoba. Keputusan untuk memberikan grasi kepada Hunter menjadikannya anak presiden pertama dalam sejarah AS yang menerima pengampunan terkait kejahatan saat ayahnya masih menjabat sebagai presiden.
Joe Biden menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk perannya sebagai seorang ayah. “Sebagai seorang ayah dan presiden, saya memahami bahwa keputusan ini sulit diterima, tetapi saya berharap masyarakat dapat mengerti alasan saya melakukannya,” ujar Biden.
Pengampunan Besar-Besaran untuk Ribuan Narapidana
Selain memberikan grasi kepada Hunter, Biden juga mengumumkan pengampunan dan pengurangan hukuman bagi ribuan narapidana lainnya. Pada 12 Desember 2024, Gedung Putih mengumumkan bahwa Biden telah memberikan pengampunan kepada 39 orang dan meringankan hukuman bagi hampir 1.500 narapidana. Langkah ini disebut sebagai salah satu tindakan pengampunan terbesar dalam sejarah AS.
Menurut pernyataan Gedung Putih, para narapidana yang mendapat pengurangan hukuman telah menjalani masa hukuman mereka di rumah selama setidaknya satu tahun. Biden menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang telah menunjukkan penyesalan dan keberhasilan dalam rehabilitasi.
“Saya percaya pada janji Amerika tentang peluang dan kesempatan kedua. Sebagai presiden, saya merasa memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan belas kasih kepada mereka yang telah menunjukkan perubahan positif,” kata Biden dalam pernyataannya.
Respons Publik terhadap Keputusan Biden
Langkah ini menuai reaksi beragam dari publik. Beberapa pihak mendukung kebijakan tersebut sebagai upaya untuk memperbaiki sistem peradilan pidana yang dinilai tidak adil, terutama bagi pelanggar narkoba tanpa kekerasan. Namun, tidak sedikit yang mengkritik Biden karena dianggap bertindak tidak konsisten, terutama setelah ia memberikan grasi kepada putranya.
Biden menjelaskan bahwa banyak narapidana yang dihukum karena pelanggaran non-kekerasan akan menerima hukuman lebih ringan jika diadili berdasarkan hukum saat ini. Selain itu, ia menyoroti pentingnya menghapus disparitas hukuman, khususnya bagi kasus narkoba.
“Saya berkomitmen untuk terus meninjau permohonan grasi dan memberikan keputusan yang adil bagi mereka yang layak mendapat kesempatan kedua,” tegas Biden.
Pelajaran dari Keputusan Pengampunan
Tindakan Joe Biden di akhir masa jabatannya menunjukkan fokus pada reformasi sistem peradilan pidana dan pemberian kesempatan kedua kepada para narapidana yang telah menunjukkan rehabilitasi. Keputusan ini juga mencerminkan upaya untuk menciptakan keadilan yang lebih baik dalam proses hukum, meskipun tetap menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat.