Pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mehrtens, akhirnya dibebaskan setelah disandera selama 19 bulan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Philip disandera sejak 7 Februari 2023 oleh kelompok Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Berikut adalah kronologi lengkap pembebasan Philip Mehrtens:
Awal Penyanderaan Pilot Susi Air
Pada 7 Februari 2023, pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter P-4/PK-BVY dibakar oleh kelompok OPM di lapangan terbang Paro, Nduga. Selain Philip, lima penumpang lainnya juga disandera, namun mereka dibebaskan sehari setelahnya, sementara Philip tetap menjadi sandera.
Rangkaian Upaya Pembebasan
Pada 14 Februari 2023, kelompok OPM pertama kali merilis foto Philip sebagai bukti penyanderaan. Pada bulan-bulan berikutnya, Satgas Damai Cartenz, yang terdiri dari gabungan TNI dan Polri, melakukan berbagai upaya untuk membebaskan Philip. Sayangnya, upaya penyelamatan pertama pada April 2023 gagal karena perlawanan dari kelompok bersenjata tersebut, bahkan mengakibatkan gugurnya prajurit TNI, Pratu Miftahul Arifin.
Pada akhir Juni 2023, Polri mengungkap adanya permintaan tebusan sebesar Rp 5 miliar dari pihak penyandera. Namun, hingga awal 2024, Philip belum juga dibebaskan, meskipun pada Februari 2024 kelompok OPM sempat mengisyaratkan niat untuk melepaskan Philip.
Keberhasilan Pembebasan
Setelah serangkaian upaya dan negosiasi, Philip akhirnya berhasil dibebaskan pada 21 September 2024. Pembebasan ini dilakukan oleh tim gabungan Satgas Damai Cartenz melalui pendekatan soft approach, yakni negosiasi damai dengan tokoh agama, adat, gereja, serta keluarga Egianus Kogoya, pemimpin kelompok penyandera. Philip dijemput oleh tim gabungan di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga, dan langsung diterbangkan menggunakan helikopter menuju Mako Brimob Batalyon B di Timika.
Peran Satgas Damai Cartenz dalam Pembebasan
Keberhasilan pembebasan Philip Mehrtens tidak lepas dari peran Satgas Operasi Damai Cartenz, yang secara konsisten mengutamakan pendekatan damai daripada konfrontasi bersenjata. Brigjen Pol Faizal Ramadhani, Kaops Damai Cartenz 2024, menyebutkan bahwa pendekatan melalui dialog dengan berbagai tokoh masyarakat telah meminimalkan risiko korban jiwa, baik di pihak aparat, masyarakat, maupun Philip sendiri.
Setelah dibebaskan, Philip menjalani pemeriksaan medis di Timika dan dinyatakan dalam kondisi sehat meskipun sempat mengalami masalah kesehatan, termasuk asma. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengapresiasi sinergi antara TNI dan Polri dalam operasi ini, yang dilakukan berdasarkan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo.
Pujian untuk Pendekatan Damai
Pendekatan soft approach yang diterapkan dalam pembebasan ini mendapatkan pujian dari berbagai pihak, termasuk Komnas HAM dan Kompolnas. Mereka mengapresiasi penggunaan metode damai yang berhasil menjaga keselamatan Philip tanpa adanya korban jiwa. Selain itu, Komisi I DPR RI melalui ketuanya, Meutya Hafid, juga menyatakan terima kasih atas kerja sama berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, BIN, pemerintah daerah Papua, serta para tokoh agama dan adat.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi contoh dalam penanganan konflik di masa mendatang, terutama dalam menjaga stabilitas keamanan di Papua.