Mark Zuckerberg, CEO Meta, baru-baru ini membuat keputusan yang memicu kontroversi di kalangan karyawan perusahaan. Dalam upaya yang diduga untuk mendukung kebijakan Presiden Donald Trump yang baru dilantik, Zuckerberg memerintahkan penghentian penyediaan pembalut menstruasi di kamar mandi pria. Langkah ini langsung mendapat reaksi keras dari para pegawai yang menilai kebijakan tersebut tidak inklusif.
Sebelumnya, Meta dikenal sebagai perusahaan yang mendukung keberagaman, termasuk menyediakan fasilitas untuk karyawan transgender. Pembalut seperti tampon, liner, dan pad disediakan di kamar mandi pria untuk mereka yang mengidentifikasi diri sebagai pria namun tetap mengalami menstruasi. Namun, fasilitas ini secara tiba-tiba dihapus tanpa pemberitahuan resmi sejak awal tahun 2025.
Tanggapan Karyawan dan Aksi Protes
Menanggapi penghapusan tersebut, sejumlah karyawan Meta mengambil inisiatif dengan membawa sendiri perlengkapan menstruasi untuk tetap tersedia di kamar mandi pria. Selain itu, mereka juga menyebarkan petisi yang mendesak perusahaan agar mengembalikan fasilitas tersebut. Namun, hingga kini, Meta belum menunjukkan tanda-tanda akan mengubah kebijakan tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Meta menyatakan bahwa keputusan ini bukan untuk mendiskriminasi karyawan. “Bukanlah tujuan kami untuk membuat karyawan merasa tidak diterima di tempat kerja. Namun, saat ini, kami tidak berencana untuk meninjau kembali fasilitas yang disediakan,” tulis perusahaan dalam email resmi yang dikutip oleh New York Times.
Perubahan Kebijakan Meta Sejalan dengan Agenda Politik
Keputusan ini dianggap sebagai bagian dari serangkaian perubahan kebijakan yang dilakukan Zuckerberg sejak kemenangan Donald Trump. Meta juga diketahui telah menghapus beberapa fitur yang mendukung komunitas transgender di platformnya, termasuk pengecekan fakta dan inisiatif keberagaman. Perubahan ini dikritik karena dapat memperkuat ujaran kebencian dan disinformasi di platform media sosial mereka.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan Trump yang baru-baru ini mengesahkan perintah untuk menghapus ideologi transgender dari militer dan hanya mengakui dua jenis kelamin secara resmi. Kehadiran Zuckerberg dalam pelantikan kedua Trump semakin memperkuat dugaan bahwa kebijakan Meta dipengaruhi oleh agenda politik yang lebih konservatif.
Reaksi Publik dan Masa Depan Kebijakan Inklusif di Meta
Keputusan ini memicu perdebatan lebih luas tentang inklusivitas di tempat kerja, terutama dalam perusahaan teknologi besar seperti Meta. Banyak pihak berharap perusahaan akan mempertimbangkan kembali kebijakannya demi menciptakan lingkungan kerja yang lebih ramah dan mendukung bagi semua karyawan, tanpa memandang identitas gender mereka.