Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memanfaatkan kesempatan dari gugurnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, sebagai momentum baru dalam proses negosiasi. Hal ini disampaikan Macron melalui percakapan telepon dengan Netanyahu pada Senin (21/10), di mana ia mengharapkan agar gencatan senjata di Gaza segera tercapai. Macron juga menekankan pentingnya memastikan pembebasan seluruh sandera dan memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan secara luas.
Dalam pernyataan resminya, Macron menyoroti bahwa terbunuhnya Sinwar dapat membuka jalan bagi babak baru negosiasi yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di Jalur Gaza. Ia menegaskan pentingnya mencapai kesepakatan guna mengakhiri kekerasan yang telah berlangsung selama beberapa waktu ini.
Kecaman Terhadap Agresi di Lebanon
Selain soal Gaza, Macron juga mendesak Netanyahu untuk melindungi infrastruktur serta keselamatan warga sipil di Lebanon, yang kini juga terlibat dalam konflik. Ia mengecam serangan Israel terhadap markas UNIFIL, misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon, yang mengakibatkan beberapa penjaga perdamaian terluka. Menurut Macron, tindakan Israel terhadap UNIFIL harus segera dihentikan demi menjaga stabilitas kawasan.
Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon, yang diklaim menargetkan posisi milisi Hizbullah. Serangan ini merupakan bentuk solidaritas Hizbullah terhadap Hamas, yang juga terlibat dalam konflik di Gaza. Otoritas kesehatan Lebanon melaporkan bahwa lebih dari 2.500 orang tewas, dan lebih dari 11.500 terluka akibat serangan Israel sejak tahun lalu.
Krisis Kemanusiaan di Gaza dan Eskalasi Konflik
Agresi Israel di Jalur Gaza yang dimulai sejak Oktober 2023 terus berlanjut, dengan lebih dari 42.600 warga Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta hampir 100.000 orang terluka. Operasi militer Israel ini juga menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi akibat serangan udara yang terus berlanjut, ditambah dengan blokade yang menyebabkan kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional terkait aksi militernya di Gaza. Terlepas dari upaya mediasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, hingga kini belum ada kesepakatan yang berhasil dicapai antara Hamas dan Israel mengenai gencatan senjata.
Dukungan Macron Terhadap Israel dan Iran
Dalam percakapan telepon tersebut, Macron tidak hanya menyoroti kondisi di Gaza dan Lebanon, tetapi juga menyampaikan dukungan Prancis terhadap keamanan Israel. Ia menyatakan keprihatinannya atas serangan yang terjadi di kediaman Netanyahu pada 19 Oktober lalu. Macron menyebut serangan tersebut tidak dapat diterima dan mengulangi komitmen Prancis untuk mendukung keamanan Israel.
Selain itu, Macron juga membahas peran Iran dalam konflik yang terjadi di Timur Tengah. Ia berjanji bahwa Prancis akan terus berdialog dengan otoritas Iran mengenai program nuklir dan balistik, serta kebijakan regional Teheran, dengan harapan dapat meredakan ketegangan yang ada.