Dampak Stres Akademik Orang Tua dan Anak di China: Kasus Serangan Jantung Ayah Saat Mendampingi Belajar

Seorang pria di China hampir kehilangan nyawanya akibat serangan jantung saat membantu anaknya mempersiapkan ujian masuk sekolah menengah atas. Pria bermarga Zhang, yang berusia 40-an dan tinggal di Provinsi Zhejiang, mengalami nyeri dada dan kesulitan bernapas di tengah sesi belajar bersama anaknya. Situasi kritis tersebut memaksanya dilarikan ke rumah sakit, di mana ia didiagnosis menderita infark miokard akut.

Zhang segera menjalani operasi bypass arteri darurat di Sir Run Run Shaw Hospital untuk menyelamatkan nyawanya. Dokter menyebutkan bahwa penyakit arteri koroner yang dialaminya diperburuk oleh tekanan emosional yang tinggi.

Beban Akademik dan Ketegangan Keluarga

Zhang dikenal sebagai orang tua yang sangat terlibat dalam pendidikan anaknya. Setiap malam, ia memastikan anaknya menyelesaikan tugas sekolah, mendaftarkan ke berbagai bimbingan belajar, dan mengurus antar-jemput ke lokasi les. Namun, pendekatan ini justru menimbulkan tekanan besar bagi sang anak dan menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga mereka. Anak Zhang merasa terbebani oleh ekspektasi tinggi yang diberikan.

Kasus Zhang bukan satu-satunya. Di tahun-tahun sebelumnya, insiden serupa terjadi, di mana seorang ayah mengalami gangguan penglihatan akibat stres saat mengajar anaknya. Bahkan, seorang ibu di Jiangsu pernah menderita stroke karena frustrasi melihat anaknya lambat menyelesaikan pekerjaan rumah.

Tekanan Sistem Pendidikan dan Kompetisi Gaokao

Sistem pendidikan di China sangat kompetitif, terutama terkait ujian nasional gaokao yang menjadi pintu masuk ke universitas ternama. Pada tahun ini saja, lebih dari 13 juta siswa mengikuti ujian tersebut, dengan persaingan yang semakin ketat setiap tahunnya. Banyak orang tua menganggap prestasi akademik anak mereka sebagai indikator keberhasilan keluarga, sehingga memberikan tekanan luar biasa kepada anak-anak mereka.

Saran Ahli Pendidikan untuk Mengurangi Stres

Menurut Ling Zongwei, seorang pakar pendidikan di China, orang tua harus belajar mengelola emosi mereka dengan lebih baik dan memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanggung jawab atas tugas mereka sendiri. Ia juga menyarankan agar orang tua menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tanpa tekanan berlebihan.

Pentingnya Menjaga Keseimbangan Emosional dan Akademik

Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara tuntutan akademik dan kesehatan mental, baik untuk orang tua maupun anak. Stres berlebih tidak hanya membahayakan hubungan keluarga tetapi juga kesehatan fisik dan mental. Solusi terbaik adalah memberikan dukungan yang sehat bagi anak-anak tanpa menambah beban yang tidak perlu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *